CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

About Me

Foto saya
Maya Fitriana Anisa nama saya..Anak pertama dari 4 bersaudara . Suka coklat,eskrim dan permen karet ♥ yummy! tipe darah A dengan zodiak Aries :p

Senin, 07 Januari 2013

KITA


my sweetest drug


taraaaaaa~ this is it my superdupersweetestdrug <<< udah kaya mamerin masakan ala chef aja ihh
mau tau nama dia?? mau tau banget emang?? yakiiin??? kasih tau ga yah??? hmmmmmm tapi jangan ampe naksir yah, karna nama'y aja bakal bikin kalian jatuh cinta melayang jatuh di atas kuburan kahyangan.. hihihiy #lebay bay bay bay (menggema) ...
namanya SUGI .. lengkapnya cukup saya yang tau !!! nanti kalian pada naksir bahahay eh bahaya !

alhamdulillah yah sesuatu banget ampe cetar membahana badai topan tsunami banjir upil pun berterbangan hubungan saya dengan dia udah 3 bulan lewat ....... dan alhamdulillah juga yaaah belum ada berantem... hihihiy uhuk uhuk huhukk

dan kalian tau?? tanggal jadian kami tuh FENOMENAL bangeeeeeet boooo' ,, yuuk mareee cucok deh cyiiin~
iyaaa 16, pas banget tgl lahir dia ditambah tgl lahir saya totalnya jd 16 ..
hahahaha LEBAY banget sih maaaay .. gitu aja bangga....

dan 3 bulan ini udh ada bnyak bgt kenangan konyol dan dodol yang terus2an bikin ngakak kami berdua..
dan yang paling dikenang tuh saat kami terjatuh guling2an ke JURANG... huahahaahahahaha *ngakak sambil koprol

cerita lengkapnya di postingan berikutnya aja yaaah.. mau lanjut tugas nih, maklum calon ibi psikolog lagi sibuk nih (amiiiiiin jadi ibu psikolog)


AKULTURASI PSIKOLOGIS


MAYA FITRIANA ANISA
19510405
3 PA 05


Pengertian Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya.


Graves (dalam Berry, 1998) membedakan akulturasi menjadi dua bagian, yaitu akulturasi dalam tingkatan komunitas (group level phenomenon) dan akulturasi psikologis (psychological acculturation). Bagian pertama menekankan pada perubahan budaya sebuah komunitas, sedangkan tipe kedua menekankan pada perubahan psikologis individu. Pembagian ini sangat penting untuk diperhatikan, karena pada akulturasi pada sebuah komunitas, tidak semua individu ikut di dalamnya

akulturasi juga dapat ditinjau berdasarkan tiga bentuk, yaitu kesengajaan (voluntariness), perpindahan (mobility) dan kestabilan (permanence).
1. Kesengajaan (voluntariness)
Proses akulturasi dilihat dari proses partisipasi individu. Ada individu yang dengan
sengaja mengikuti proses akulturasi (misalnya karena berimigrasi), ada juga
individu yang tidak sengaja (misalnya karena pengungsian atau pengaruh luar).
2. Perpindahan (mobility).
Ada individu yang mengalami proses akluturasi yang dikarenakan berpindah tempat
(migrasi atau pengungsian), ada pula yang mengikuti akulturasi karena tidak
berpindah (misalnya pengaruh budaya luar pada penduduk pribumi).
3. Kestabilan (permanence)
Proses akultuasi berjalan menetap (permanen) ketika individu berada pada tempat
yang permanen, dan proses akulturasi berjalan temporer ketika individu tidak
menetap pada tempat bersangkutan.

Akulturasi kerap berlawanan dengan pengalaman baru individu. Akulturasi merupakan stresor yang menantang individu yang mampu menurunkan status kesehatan mental individu. Pada model akulturatif stres, strategi integrasi dalam mengantisipasi memunculkan dengan kesehatan mental individu yang optimal, sebaliknya strategi marjinalisasi menurunkan kualitas kesehatan mental (Giddens, 1998)

Jadi bagaimana akultrasi psikologis itu sebenarnya merupakan pengaruh dari perubahan psikologis individu tersebut, karena seperti yang telah dijelaskan diatas, terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi akultrasi itu sendiri yang disebabkan oleh individu sendiri yaitu kesengajaan, perpindahan, dan kestabilan. Karena hal-hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi keadaan psikologis individu untuk mengalami perubahan sehingga terjadilah suatu akulturasi. Seperti contoh dapat dilihat di Indonesia sendiri, bahwa proses akulturasi yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah akulturasi yang ditinjau berdasarkan kesengajaan. Karena sebagai penduduk pribumi yang pasif dan tinggal menetap, yang mana mereka mendapat pengaruh budaya luar melalui media massa, interaksi perdagangan, atau interaksi lainnya yang membuat keadaan psikologisnya menjadi terpengaruh untuk mengikuti budaya perpindahan (imigrasi) yang ada dibudaya luar. Inilah yang dimaksudkan akultrasi psikologis, bagaimana keadaan luar mempengaruhi keadaan psikologis individu untuk melakukan akulturasi.

sumber

MULTIKULTURALISME


MAYA FITRIANA ANISA
19510405
3 PA 05


Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

Multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007)

Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174)


Jenis Multikulturalisme

macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.

Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia 2. perkawinan campur 3. iklim

sumber

Maya Fitriana Anisa

ƪ(♥ε♥)ʃ Papah ƪ(♥ε♥)ʃ Mamah ƪ(♥ε♥)ʃ Edho ƪ(♥ε♥)ʃ Mia ƪ(♥ε♥)ʃ Meutia ƪ(♥ε♥)ʃ Ichsanuddin Clan ƪ(♥ε♥)ʃ aunty Ika Ernitha ƪ(♥ε♥)ʃ Psychology ƪ(♥ε♥)ʃ Drawing ƪ(♥ε♥)ʃ Reading ƪ(♥ε♥)ʃ