CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

About Me

Foto saya
Maya Fitriana Anisa nama saya..Anak pertama dari 4 bersaudara . Suka coklat,eskrim dan permen karet ♥ yummy! tipe darah A dengan zodiak Aries :p

Selasa, 05 November 2013

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (CBIS)

NAMA          : MAYA FITRIANA ANISA
NPM             : 19510405
KELAS         : 4 PA 05

Apa sih sistem informasi berbasis komputer atau CBIS (Computer Base Information System)? Siapa sih orang yang gak tau tentang komputer? Di jaman seperti ini komputer jadi hal yang sangat dibutuhin banget sama manusia untuk mempermudah segala sesuatu yang dibutuhin terlebih dalam hal pendataan.

Telah diketahui bahwa informasi merupakan salah satu sumber daya yang sngat diperlukan bagi managemen dalam pengambilan keputusan .Untuk mendapatkan informasi tersebut perlu adanya sebuah sistem yang mengolah data menjadi sebuah sistem informasi yang beharga .Sistem tersebut disebut dengan information processing system atau lebih dikenal dengan sistem informasi .Sistem informasi sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer .Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan .Dalam sistem informasi berbasis komputer ini memiliki arti bahwa komputer mempunyai peranan yang sangat penting didalam sebuah sistem informasi tersebut .

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Skema Sistem Informasi Berbasis Komputer di organisasi,dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems). Merupakan sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi rutin seperti penggajian, keuangan, inventarisasi dan sebagainya. Sistem ini berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal.

2. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) tidak menggantikan Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems), tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems) termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).

3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems)
Sistem ini hampir sama dengan Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) karena menggunakan basis data sebagai sumber data. Sistem ini bermula dari Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.

4. Sistem Otomastisasi Kantor (Office Automation Systems) dan Sistem Kerja Pengetahuan (Knowledge Work Systems) Kedua sistem ini bekerja pada level knowledge. Sistem Otomastisasi Kantor (Office Automation Systems) mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk transformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek Sistem Otomastisasi Kantor (Office Automation Systems) seperti word processing, spreadsheets, presentasi.

5.Sistem Ahli (Expert System) dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegent)
Kecerdasan buatan dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas.
Dua cara untuk melakukan riset kecerdasan buatan adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli yang disebut juga dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan sistem pendukung keputusan (decision support systems), sistem ini meninggalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus.


CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan manfaat dari Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi, adalah:

- Penghematan waktu (time saving).
- Penghematan biaya (cost saving).
- Peningkatan efektifitas (effectiveness)
- Pengembangan teknologi (technology development)
- Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)

SUMBER
SUMBER

Minggu, 06 Oktober 2013

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

NAMA  : MAYA FITRIANA ANISA
NPM     : 19510405
KELAS : 4 PA 05

Ada beberapa pendapat/tokoh yang mendefinisikan mengaenai Sistem Informasi Psikologi. Namun sebelum itu saya akan menjelaskan definisi dari sitem, informasi dan psikologi itu sendiri dari beberapa pendapat/tokoh.
Berikut ulasannya.

Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin yaitu systema dan dari bahasa Yunani yaitu sustema. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari kompoen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian – bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item- item penggerak. Sebagai contoh, misalnya negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang membentuk suatu negara.

Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan pengertian dari sistem tersebut. Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur – unsur tersebut dengan lingkungan. Ada juga Anatol Raporot yang mendefinisikan arti dari sistem itu. Menurut beliau, sistem merupakan suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.L.Ackof, menyebutkan bahwa sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian – bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain.

Dari beberapa pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa pengertian Sistem adalah sekumpulan elemen atau unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.


Pengertian informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis besar, konsep, ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktifitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan.

Informasi adalah pesan atau sekumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau sekumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Dalam bidang komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau yang ditransmisikan

Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan pengertian dari informasi. George R. Terry mengemukakan informasi merupakan data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan – keputusan yang akan datang.

Dari penjabaran di atas disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diberi makna melalui konteks. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.


Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche yang berarti jiwa dan logia yang berarti ilmu. Secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV yang berarti lembaga hidup atau daya hidup. Oleh karena itu, jiwa merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas.

Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan antropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, Psikologi kepribadian, Psikologi Kognitif , dan lain-lain.


Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan adapun pengertian lainnya, Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.

Sistem Informasi Psikologi
Berdasarkan dari pengertian dari sistem, informasi, psikologi dan sistem informasi maka dapat disimpulkan bahwa  sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi dan komputer yang dijadikan untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan keputusan terhadap penelitian, perencanaan dan pengolaan. Contohnya komputer dijadikan sebagai alat pembantu untuk menambah informasi dan digunakan sebagai alat untuk mempermudah jika ada alat test psikologi yang memerlukan perhitungan skor.



Sabtu, 04 Mei 2013

BEHAVIOR THERAPY

NAMA : MAYA FITRIANA ANISA
NPM    : 19510405
KELAS : 3 PA 05



Metode dan teknik pendekatan terapi yang didasarkan kepada teori belajar adalah pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Pengkondisian klasik atau pengkondisian responden dari Pavlov, pada dasarnya melibatkan stimulus tak berkondisi (UCS) yang serta otomatis membangkitkan respon berkondisi (CR) , yang sama dengan respon tak berkondisi (UCR) apabila diasosiasikan dengan stimulus berkondisi (CS), sehingga lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR.

Pengkondisian operan melibatkan pemberian reward kepada individu atas kemunculan tingkah laku yang diharapkan pada saat tingkah laku itu muncul. Dikenal dengan istilah “pengkondisian instrumental”, karena memperlihatkan bahwa tingkah laku instrumental dapat dimunculkan oleh organisme yang aktif sebelum reinforcement diberikan untuk tingkah laku tersebut.

Menurut Lazarus, terminologi terapi perilaku (behavior therapy) pertama kali dipakai oleh Skinner, Solomon, Lindsley dan Richards pada tahun 1953, namun
setelah itu tidak dipergunakan lagi. Pada tahun 1959, Eysenck secara terpisah menggunakan terminology ini. Dalam kaitan dengan pengubahan perilaku (behavior modification), terdapat dua pendapat mengenai terapi perilaku. Sekelompok ahli mengatakan bahwa keduanya pada dasarnya sama saja, namun sekelompok lain mengatakan bahwa terapi perilaku biasanya berhubungan dengan metode kondisioning yang berlawanan (counterconditioning) misalnya, desentisasi (pengebalan) sistematik dan latihan asertif (assertive training), sedangkan terapi pengubahan perilaku menitikberatkan pada prosedur ‘aktif’ (operant conditioning). Di dalam perkembangannya, terapi perilaku sebagai metode yang dipakai untuk mengubah perilaku atau dalam arti umumnya sebagai salah satu teknik psikoterapi, menurut Corey terdiri dari 3 tahap:

•Tahap pertama adalah tahap kondisioning klasik pada perilaku yang baru, dihasilkan dari individu yang pasif. Tokoh-tokoh pada kelompok ini ialah Skinner yang terkenal dengan bukunya ‘Science and Human Behavior’, A. Lazarus terkenal dengan ‘Behavior Therapy and Beyond’, dan Eysenck dengan ‘Behavior Therapy and The Neurosis’.

•Tahap kedua adalah tahap kondisioning aktif (Operant), dimana perubahan-perubahan di lingkungan yang terjadi akibat suatu perilaku, bisa berfungsi sebagai penguat-ulang (reinforcer) agar suatu perilaku bisa terus diperlihatkan terus dan semakin diperkuat. Sebaliknya jika lingkungan tidak menghasilkan suatu penguat-ulang, harapan untuk memperlihatkan kembali perilakunya berkurang. Tokoh utama pada tahap kedua ini adalah Skinner.

•Tahap ketiga adalah tahap kognitif. Sebagaimana diketahui bahwa munculnya terapi perilaku dengan cirri-ciri khas yang bertentangan dengan pendekatan psikoanalisis, psikodinamik, mengesampingkan konsep berpikir, konsep sikap dan konsep nilai. Namun ternyata terjadi perubahan pada sekitar tahun 70-an ketika peranan berpikir (kognisi) diperhatikan ikut berperan, baik dalam proses pemahaman maupun perlakuan terhadap pasien.

Karakteristik dari pendekatan behavioristik sulit untuk dirumuskan, karena bidangnya sangat luas, sehingga sulit untuk merumuskan hal-hal yang bersifat umum secara universal, namun Corey merumuskan karakteritik tersebut antara lain sebagai berikut:
•Terapi perilaku didasarkan pada hasil eksperimen yang diperoleh dari pengalaman sistematik dasar-dasar teori belajar untuk membantu seseorang mengubah perilaku malasuai.

•Terapi ini memusatkan tehadap masalah yang dirasakan pasien sekarang ini dan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi, sebagai suatu yang berlawanan, dimana ada hal-hal yang menentukan dalam sejarah perkembangan seseorang.

•Terapi ini menitikberatkan perubahan perilaku yang terlihat sebagai kriteria utama, sehingga memungkinkan melakukan penilaian terhadap terapi meskipun proses kognitifnya tidak bisa diabaikan.

•Terapi perilaku merumuskan tujuan terapi dalam terminology kongkrit dan objektif, agar memungkinkan dilakukan intervensi untuk mengulang apa yang pernah dilakukan.

•Terapi perilau pada umumnya bersifat pendidikan.
Terapi perilaku dengan demikian tidak hanya mengubah gejala perilaunya, namun akan terjadi perubahan pada keseluruhan pribadinya sehingga terapi perilaku dalam arti sempitnya adalah psikoterapi.

Tujuan umum dari suatu terapi perilaku ialah membentuk kondisi baru untuk belajar, karena melalui proses belajar dapat mengatasi masalah yang ada. Urutan dari pemilihandan perumusan tujuan terapi, diberikan oleh Cormier & Cormier yang dikutip Corey, sebagai berikut:
•Terapis menjelaskan tujuan dari terapi

•Pasien atau klien menunjukkan secara khusus perubahan positif yang diinginkan sebagai hasilnya.

•Terapis bersama dengan pasien atau klien, menentukan apakah perubahan dari tujuan terapi yang telah dirumuskan, dimiliki oleh pasien atau klien.

•Keduanya, bersama-sama menjajaki apakah tujuan terapinya realistik.
•Keduanya membahas kemungkinan keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dari tujuan terapi.

Bentuk bentuk terapi Perilaku :
1. Sistematis Desensitisasi, adalah jenis terapi perilaku yang digunakan dalam bidang psikologi untuk membantu secara efektif mengatasi fobia dan gangguan kecemasan lainnya. Lebih khusus lagi, adalah jenis terapi Pavlov/terapi operant conditioning therapy yang dikembangkan oleh psikiater Afrika Selatan, Joseph Wolpe.

2. Exposure and Response Prevention (ERP), untuk berbagai gangguan kecemasan, terutama gangguan Obsessive Compulsive. Metode ini berhasil bila efek terapeutik yang dicapai ketika subjek menghadapi respons dan menghentikan pelarian.

3. Modifikasi perilaku, menggunakan teknik perubahan perilaku yang empiris untuk memperbaiki perilaku, seperti mengubah perilaku individu dan reaksi terhadap rangsangan melalui penguatan positif dan negatif.

4. Flooding, adalah teknik psikoterapi yang digunakan untuk mengobati fobia. Ini bekerja dengan mengekspos pasien pada keadaan yang menakutkan mereka. Misalnya ketakutan pada laba laba (arachnophobia ), pasien kemudian dikurung bersama sejumlah laba laba sampai akhirnya sadar bahwa tidak ada yang terjadi.

5. Latihan relaksasi
Relaksasi menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan kecemasan yaitu kecepatan denyut jantung yang lambat, peningkatan aliran darah perifer, dan stabilitas neuromuscular. Berbagai metode relaksasi telah dikembangkan, walaupun beberapa diantaranya, seperti yoga dan zen, telah dikenal selama berabad-abad.

6. Observational learning, Juga dikenal sebagai: monkey see monkey do.
Ada 4 proses utama observasi pembelajaran.
-Attention to the model.
-Retention of details (observer harus mampu mengingat kebiasaan model)
-Motor reproduction (observer mampu menirukan aksi)
-Motivation and opportunity (observer harus termotivasi melakukan apa yang telah diobservasi dan diingat dan harus berkesempatan melakukannya).
reinforcement. Punishment may discourage repetition of the behaviour

7.Latihan Asertif
Tehnik latihan asertif membantu klien yang:
Tidak mampu mengungkapkan ‘’emosi’’ baik berupa mengungkapkan rasa marah atau perasaan tersinggung.
Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya,
Klien yang sulit menyatakan penolakan, mengucapkan kata “Tidak”.
Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.

8. Terapi Aversi
Teknik-teknik pengondisian aversi, yang telah digunakan secara luas untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral yang spesifik, melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatik dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat/hilang.
Terapi ini mencakup gangguan, kecanduan Alkohol, Napza, Kompulsif, Fetihisme, Homoseksual, Pedhophilia, Judi, Penyimpangan seksual lainnya.
Teknik-teknik aversi adalah metode-metode yang paling kontroversi, misalnya memberikan kejutan listrik pada anak anak autis bila muncul tingkah laku yang tidak diinginkan.

9. Pengondisian operan
Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif. Ia adalah tingkah laku beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan akibat-akibat. Tingkah laku operan merupakan tingkah laku paling berarti dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup membaca, berbicara, berpakaian, makan dengan alat-alat makan, bermain, dsb.

Menurut Skinner (1971) jika suatu tingkah laku diganjar maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang akan tinggi. Prinsip penguatan yang menerangkan pembentukan, memelihara, atau penghapusan pola-pola tingkah laku, merupakan inti dari pengondisian operan. Berikut ini uraian ringkas dari metode-metode pengondisian operan yang mencakup: perkuatan positif, pembentukan respons, perkuatan intermiten, penghapusan, pencontohan, dan token economy.

Perkuatan positif, adalah pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Cara ini ampuh untuk mengubah tingkah laku. Pemerkuat-pemerkuat, baik primer maupun sekunder, diberikan untuk rentang tingkah laku yang luas. Pemerkuat-pemerkuat primer memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis. Contoh pemerkuat primer adalah makanan dan tidur atau istirahat. Pemerkuat-pemerkuat sekunder, yang memuaskan kebutuhan kebutuhan psikologis dan sosial, memiliki nilai karena berasosiasi dengan pernerkuat-pemerkuat primer.
Pembentukan Respon, adalah tingkah laku yang sekarang secara bertahap diubah dengan memperkuat unsur-unsur kecil dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut sampai mendekati tingkah laku akhir. Pembentukan respons berwujud pengembangan suatu respons yang pada mulanya tidak terdapat dalam perbendaharaan tingkah laku individu. Perkuatan sering digunakan dalam proses pembentukan respons ini. jadi, misalnya, jika seorang guru ingin membentuk tingkah laku kooperatif sebagai ganti tingkah laku kompetitif, dia bisa memberikan perhatian dan persetujuan kepada tingkah laku yang diinginkannya itu. Pada anak autistik yang tingkah laku motorik, verbal, emosional, dan sosialnya kurang adaptif, terapis bisa membentuk tingkah laku yang lebih adaptif dengan memberikan pemerkuat-pemerkuat primer maupun sekunder.

Perkuatan intermiten, diberikan secara bervariasi kepada tingkah laku yang spesifik. Tingkah laku yang dikondisikan oleh perkuatan intermiten pada umumnya lebih tahan terhadap penghapusan dibanding dengan tingkah laku yang dikondisikan melalui pemberian perkuatan yang terus-menerus. Dalam menerapkan pemberian perkuatan pada pengubahan tingkah laku, pada tahap-tahap permulaan terapis harus mengganjar setiap terjadi munculnya tingkah laku yang diinginkan, sesegera mungkin saat tingkah laku yang diinginkan muncul. Dengan cara ini, penerima perkuatan akan belajar, tingkah laku spesifik apa yang diganjar. Bagaimanapun, setelah tingkah laku yang diinginkan itu meningkat frekuensi kemunculannya, frekuensi pemberian perkuatan bisa dikurangi.

Penghapusan, adalah dengan landadsan bahwa apabila suatu respons terus-menerus dibuat tanpa perkuatan, maka respons tersebut cenderung menghilang. Dengan demikian, karena pola-pola tingkah laku yang dipelajari cenderung melemah dan terhapus setelah suatu periode, cara untuk menghapus tingkah laku yang maladaptif adalah menarik perkuatan dari tingkah laku yang maladaptif itu. Penghapusan dalam kasus semacam ini boleh jadi berlangsung lambat karena tingkah laku yang akan dihapus telah dipelihara oleh perkuatan intermiten dalam jangka waktu lama. Wolpe (1969) menekankan bahwa penghentian pemberian perkuatan harus serentak dan penuh. Misalnya, jika seorang anak menunjukkan kebandelan di rumah dan di sekolah, orang tua dan guru si anak bisa menghindari pemberian perhatian sebagai cara untuk menghapus kebandelan anak tersebut. Pada saat yang sama perkuatan positif bisa diberikan kepada si anak agar belaj.u tingkah laku yang diinginkan.

Modeling, metodenya dengan mengamati seorang kemudian mencontohkan tingkah laku sang model. Bandura(1969), menyatakan bahwa belajar yang bisa diperoleh melalui pengalaman langsung, bisa juga diperoleh secara tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensi-konsekuensinya. Jadi, kecakapan-kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model-model yang ada. Juga reaksi-reaksi emosional yang terganggu yang dimiliki seseorang bisa dihapus dengan cara orang itu mengamati orang lain yang mendekati objek-objek atau situasi-situasi yang ditakuti tanpa mengalami akibat-akibat yang menakutkan dengan tindakan yang dilakukannya. Pengendalian diri pun bisa dipelajari melalui pengamatan atas model yang dikenai hukuman. Status dan kehormatan model amat berarti dan orang-orang pada umumnya dipengaruhi oleh tingkah laku model-model yang menempati status yang tinggi dan terhormat di mata mereka sebagai pengamat.
Token Ekonomi, metode token economy dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat-pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token economy, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan-perkuatan yang bisa diraba (tanda-tanda seperti kepingan logam) yang nantinya bisa ditukar dengan objek-objek atau hak istimewa yang diingini. Metode taken economy sangat mirip dengan yang dijumpai dalam kehidupan nyata, misalnya, para pekerja dibayar untuk hasil pekerjaan mereka.

Hasil Terapi Perilaku :
Terapi perilaku telah berhasil dalam berbagai gangguan dan mudah diajarkan. Cara ini memakan waktu yang lebih sedikit dibandingkan terapi lain dan lebih murah digunakan. Keterbatasan metode adalah bahwa cara ini berguna untuk gejala perilaku yang terbatas, bukannya disfungsi global (sebagai contohnya, konflik neurotic, gangguan kepribadian). Ahli teori yang berorientasi analitik telah mengkritik terapi perilaku dengan mengatakan bahwa menghilangkan gejala sederhana dapat menyebabkan gejala pengganti. Dengan kata lain, jika gejala tidak dipandang sebagai akibat dari konflik dalam diri ( inner conflict ) dan jika penyebb inti dari gejala tidak di jawab atau di ubah, hasilnya adalah timbulnya gejala baru. Satu interpretasi terapi perilaku dicontohkan oleh pernyataan controversial dari Eysenck: “ teori belajar tentang gejala neurotic adalah semata-mata kebiasaan yang dipelajari; tidak terdapat neurosis yang mendasari gejala, tetapi semata- mata gejala itu sendiri. Sembuhkan gejalanya dan anda telah menghilangkan neurosis.” Beberapa ahli terapi percaya bahwa terapi perilaku adalah pendekatan yang terlalu disederhanakan kepada psikopatologi dan interaksi kompleks antara ahli terapi dan pasien. Substitusi gejala mungkin tidak dapat dihindari, tetapi kemungkinannya adalah suatu pertimbangan penting dalam menilai kemanjuran terapi perilaku.

SUMBER :

Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas Gunadarma

Sarwono, S. (1999). Psikologi sosial. Jakarta: PT Balai pustaka

Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia

Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC


Rabu, 01 Mei 2013

voilalalalala

kangen pengen gambar ..
maka jadilah begini ^^..





yang ini dua halaman lhoo sekedar iseng corat coret yang mungkin bakal lucu hasilnya :p


yang ini setelah hasil editan pake picasa.. kok jadi bagus banget yah? padahal yang aslinya maaaah -_____-
sebelum

sesudah

setelah di edit

dan taraaaaa... yang gambar animasi chibi ini temen-temen sekelas saya di kampus.. entahlah, mungkin sedang terbayang mereka :p ... kapan-kapan di share deeeh foto asli mereka, apakah sama dengan karakter chibi'y?? hihihi

Minggu, 28 April 2013

RATIONAL EMOTIVE THERAPY

NAMA   : MAYA FITRIANA ANISA
NPM      : 19510405
KELAS  : 3 PA 05



Rational Emotive Therapy (RET) adalah pendekatan psikoterapi yang menyatakan bahwa keyakinan yang tidak realistis dan tidak rasional menyebabkan banyak masalah emosional.

RET adalah bentuk Cognitive Behavior Therapy (CBT). Fokus utama dari pendekatan terapi ini adalah untuk menunjukkan perubahan dalam berpikir yang akan menyebabkan perubahan dalam perilaku, sehingga mengurangi atau memperbaiki gejala. Terapi ini menekankan perubahan pola berpikir irasional yang menyebabkan penderitaan emosional ke dalam pikiran yang lebih masuk akal dan rasional. RET dapat digunakan untuk mengobati orang yang terkena dari gangguan seperti kecemasan, depresi dan stess. 

Tidak ada tindakan pencegahan utama, kecuali bahwa orang-orang yang masuk dalam pengobatan harus bersedia untuk mengubah perilaku yang mempromosikan gejala. 

Terapi emosi rasional dikembangkan oleh Albert Ellis di pertengahan 1950-an. Ellis mengusulkan bahwa orang menjadi bahagia dan mengembangkan kebiasaan diri sendiri karena kepercayaan realistis atau rusak. Dalam laporan penelitian dari Ellis pada tahun 1979 dan 1987 ia memperkenalkan model yang paling keyakinan irasional berasal dari tiga ide inti, masing-masing yang tidak realistis. Ketiga inti dan pandangan realistis meliputi: 
1) Saya harus tampil baik untuk disetujui oleh orang lain yang dirasa penting

2) Anda harus memperlakukan saya dengan adil, jika tidak, maka itu adalah suatu hal yang mengerikan dan saya tidak akan mampu menanggungnya.

3) Keadaan yang ada harus dengan cara saya dan jika tidak saya tidak akan dapat bertahan di dunia yang mengerikan seperti ini.

Pikiran-pikiran yang tidak rasional dapat menyebabkan kesedihan dan penderitaan sia-sia. Sebagai terapi, RET bersikap aktif. Terapis RET berusaha mengubah keyakinan irasional, tantangan berpikir, dan mempromosikan rational self-talk, dan berbagai strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi ini mungkin termasuk: memperdebatkan keyakinan yang irasional (terapis menunjukkan betapa tidak rasionalnya agar klien percaya ia harus menjadi baik dalam segala hal untuk dianggap sebagai orang yang berharga), reframing (situasi yang dilihat dari sudut yang lebih positif ), pemecahan masalah, bermain peran, model, dan penggunaan humor. Klien juga mungkin akan diminta untuk menyelesaikan latihan-latihan tertentu di rumah, dan bibliotherapy (membaca tentang gangguan) juga dapat digunakan sebagai komponen RET. 

Sebelum klien mulai RET, ia mungkin melalui suatu kajian dengan terapis. Penilaian ini disebut penilaian biopsikososial, terdiri dari wawancara terstruktur. Pertanyaan dan pengumpulan informasi selama penilaian ini biasanya mencakup bidang-bidang seperti sejarah masa lalu medis dan psikologis, keluarga dan sosial sejarah, jenis kelamin dan riwayat obat, pekerjaan dan sejarah pendidikan dan sejarah kriminal. Wawancara menyediakan informasi untuk diagnosis atau diagnosis tentatif yang memerlukan pengujian lebih lanjut atau konsultasi. 

Hasil Terapi :
Normalnya; Orang yang menjalani RET akan mulai memahami pola berulang pikiran yang irasional dan gangguan yang disebabkan oleh beberapa gejala. Individu dalam terapi akan mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan masalah-masalah khusus nya, dan hasil yang biasa termasuk peningkatan harga diri dan pengembangan rasa bahwa peristiwa kehidupan perubahan dan bahwa hasil mungkin tidak selalu menguntungkan.

Abnormalnya; Tidak ada hasil abnormal, tetapi orang-orang yang tidak mau berubah dan mematuhi rekomendasi pengobatan mungkin tidak mendapatkan apapun perilaku baru yang menguntungkan.

Cara terapi :
Pasien harus membedakan antara keyakinan yang rasional dengan keyakinan yang tidak rasional. Terapis menentangnya apakah pasien akan meneruskan keinginannya untuk merusak dirinya, atau tidak. Terapis mendorongnya bahkan lebih kuat lagi yakni menginstruksikan agar melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan.
            
Langkah kedua menunjukkan kepada pasien bahwa pasien mempertahankan perilakunya yang terganggu karena pasien meneruskan cara berpikirnya yang tidak logis

Langkah ketiga bertujuan mengubah cara berpikir pasien dengan membuang cara berpikir yang tidak logis.

Langkah keempat ditujan terhadap aspek yang lebih jauh lagi, tidak hanya menghadapi proses berpikir yang tidak logis terhadap hal-hal yang khusus, melainkan terhadap hal-hal yang lebih luas yang menyangkut kehidupan sehari-hari.

Peran dan kegiatan terapis:
1. Bawalah pasien sampai pada akar persoalannya yang menimbulkan pikiran tidak rasional dan yang    menimulkan gangguan pada perilaku.
2.  Doronglah pasien agar mengemukakan pikiran-pikirannya
3.  Tunjukkan pada pasien dasar pemikirannya yang tidak logis
4.  Pergunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan yang tidak rasional
5. Kemukakan kepada pasien bagaimana keyakinan ini tidak jalan dan bagaimana hal tersebut akan menimbulkan gangguan emosi maupun perilaku dikemudian hari
6. Pergunakan humor dan cara lain yang mungkin dirasakan aneh atau yang bukan seperlunya, untuk menghadapi cara berpikir pasien yang tidak rasional
7. Jelaskan bagaimana pikiran ini dapat diganti dengan pikiran lain yang lebih rasional dan yang lebih memiliki dasar empiric yang kuat
8. Ajarlah pasien bagaimana mempergunakan pendekatan ilmiah dan proses berikutnya, sehingga mereka dapat mengamati dan kemudian mengurangi cara berpikir yang tidak rasional dan logis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam dirinya dikemudian hari.

SUMBER :
Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4.  Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press

Gunarsa, S. (2007). Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia

Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC

Coon, D. Essentials of Psychology. 7th ed. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1997.

Sabtu, 27 April 2013

rabukamisjumat

hey hey heeeey kembali lagi bersama maya fitriana anisa di mayafitrianisa ef em...
bagaimana malam minggu kalian hari bloggers and readers?? okey mungkin ada yang sedang bersenang-senang dan juga ada yang sedang bergalau ria karna masil saja menjomblo.. HA HA HA

ingin sedikit berbagi kesenangan 3 hari kemarin..
apa saja itu? cekdisot

Rabuduapuluhempataprilduaributigabelas

Seperti biasa saya berangkat ke kampus dan beraktivitas bagaimana layaknya mahasiswi (/////,-)
*hey kenapa emot kanjen ben ituuu !!!"
kemudian saat mata kuliah terakhir tiba... hu hu hu aura kelas berubah menjadi sangat mencekam, semua berawal karna kesalahan saya yang lalai dalam tugas.. hiks *memang ga becus kau may!!* untuk cerita lengkapnya kalian tak perlu tau, karnaaa karnaaa karnaaaaa
setelah selesai kuliah seperti biasa, saya nyimash dan vera berkelana mencari makan dan tercetuslah ide untuk makan di salah mall depok yang terdekat.
pertama kita makan nasi, you know laah perut saya aseli Indonesa "ga nasi ga kenyang".. dan sekitar 45 menit kemudian ,kita ingin sesuatu yg manis-manis *aku maniss looh qaqaaaa*
nyimas makan jagug manis sedangkan saya sama veraaaa...

pancake ice cream :d

yummy !!

Dan kita ga sekedar makanmakan aja tapi juga tidak melupakan kegiatan harian yaitu bergosip, ngakak sana sini ga karuan, ada aja hal yang kita biacarain dan omongin.. sampaisampai tak terasa hari sudah sore, kitapun pulang ke kandang masingmasing :p

kamisduapuluhlimaaprilduaributigabelas

rencana awalnya itu mau ke perpustakaan kampus dengan vera, tapi batal dan kebetulan sayanya juga mager.. terus sorenya hujaaaaan padahal pengen main ke TEMA, saya rindu mereka.. dan tanpa disangka ae ijal dan lydia ngajak nonton, aaaaaa senangnyaaaaaaaa... kita nonton film yang memang lagi booming yaitu IRON MAN 3
huwah emang keren film yang satu ini...


thanks yaaah ae ijal lydiaaa... kangen banget kumpulkumpul lagiiii {}

jumatduapuluhenamaprilduaributigabelas

the best day of my week kali yaaaah.. awalnya Vera ngajakin ke perpustakaan yang ada di tim... karna data yang dicari dia itu mengenai aktor.. saya ikutan aja, karna mgkin saja saya juga menemukan data yang saya cari untuk tugas saya ini.. dan sampailah kita di TIM, kita sama sekali gatau menau mengenai perpustakaan ini, hanya berbekal info dari blog yang di baca kemudian bertanya pada orang sekitar mampirlah kita ke perpustakaan ini :
seneng bisa kesini jd nambah informasi ^^
lanjut ke pepustakaan yg ada di IKJ, daaaan agak deg2an gituu karena ngerasa asing banget.. tapi seneeeeeng seneeeeeeng....
saat lagi di perpustakaan IKJ itu vera dapat informasi mengenai pameran yang ada di Galeri Nasional, karna waktu baru menunjukkan pukul 4 sore berangkatlah kita kesana menggunakan bajaj.. sama sekali gatau lhoooo mengenai tempat itu, kita hanya bermodalkan keberanian untuk bertanya huahahahaha ngebolang banget jadinya... capeee?? jelas iya, tapi ngerasa ga rugi karna keren banget sumpah acaranya !! yang mengikuti acaranya ini dari seluruh univ di Indonesia lhooo dan mereka luar biasa kreatif, IRI BANGET

KMDCI X




thanks ALLAH 

Selasa, 23 April 2013

MERAH

baru nyoba-nyoba main tumblr, ga beda jauh sama blog siih sebenernya cuma bedanya agak lebih simple sepertinya heehhehe
waktu dulu udh pernah bikin tp lupa password dan gapernah dipake..
sekarang bikin baru jadi mayatrianisa.tumblr.com hehehehe ^^


tengkyu mickey'y :*

walpaper HP akuuuu ^^

ANALISIS TRANSAKSIONAL

NAMA : MAYA FITRIANA ANISA
NPM : 19510405
KELAS : 3 PA 05


Pendekatan analisis transaksional dipelopori oleh Erick Berne dan dikembangkan sejak tahun 1950. Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Analisis transaksional adalah psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. Analisis transaksional (AT) berbeda dengan sebagian besar terapi lain karena merupakan suatu terapi kontraktual dan desisional. AT melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi. AT juga berfokus pada putusan-putusan baru. AT menekankan aspek-aspek kognitif rasional-behavior dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru dan mengubah cara hidupnya.

Analisis transaksional dibagi kedalam kategori sebagai berikut:
1.  Keadaan ego (ego states)
Realitas ego yang benar-benar dialami oleh seseorang secara mental dan fisik pada waktu tertentu

2.  Transaksi (transactions)
Suatu transaksi yang terdiri atas satu stimulus tunggal dan satu respon tunggal, verbal dan non verbal merupakan unit dari tindakan sosial.

3.  Permainan dan drama segitiga (games and the drama triangle)
Suatu urutan transaksi tersembunyi yang berlangsung melalui tahap-tahap yang didefinisikan dengan baik hingga suatu dampak yang dapat diramalkan.

4.  Naskah (scripts)
Konsep tentang matriks naskah, membantu melihat bagaimana keputusan-keputusan (pesan-pesan negatif) disampaikan kepada keadaan ego anak.  

5.  Gerakan dan lakon cerita (strokes and scriptwork)

6.  Posisi kehidupan (life positions)
7.  Perintah dan keputusan ulang naskah (script injunctions and redecision)

Gagasan penyembuhan analisis transaksional:
1.  Pengendalian sosial
     Dengan cara memperoleh penguasaan atas perilaku-perilaku disfungsional
2.  Penyembuhan gejala
3.  Penyembuhan transferensi
4.  Penyembuhan naskah

Terapis analisis transaksional telah membagi penyembuhan kedalam penyembuhan sosial dan psikologis, yang menggunakan alat-alat untuk bekerja dalam berbagai bidang praktik, diantaranya:
1.  Terapi pasangan
2.  Terapi kelompok kecil
3.  Terapi keluarga
4.  Ruang kerja dan perkembangan organisasi

Tahap analisis transaksional cocok digunakan dalam pertemuan sosial yang disebut transaksional, yaitu pertemuan dua atau lebih individu. Orang pertama menciptakan stimulasi transaksional, orang kedua menghasilkan respon transaksional.

Kelebihan terapi ini menurut Gerald Corey :
1. Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
2. Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.
3. Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain. 

Kelemahan 
1.Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri sendiri

2. Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.

3. Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.

4. Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya

5. Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.

SUMBER :
Corey.G.1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco

Gilbert, J & Albert, A. (2007). Buku pintar pekerja sosial. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Naisaban, L. (2004). Para psikolog terkemuka dunia: riwayat hidp, pokok pikiran, dan karya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Senin, 15 April 2013

LOGOTERAPI


NAMA : MAYA FITRIANA ANISA
NPM    : 19510405
KELAS : 3 PA 05

Pengertian Logoterapi
Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.
Ada tiga asas utama logoterapi yang menjadi inti dari terapi ini, yaitu:
1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.
2. Setiap manusia memiliki kebebasan – yang hampir tidak terbatas – untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positif atupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.  Contoh yang jelas adalah seperti kisah Imam Ali diatas, ia jelas-jelas mendapatkan musibah yang tragis, tapi ia mampu memaknai apa yang terjadi secara positif sehingga walaupun dalam keadaan yang seperti itu Imam tetap bahagia.

Ajaran Logoterapi
Ketiga asas itu tercakup dalam ajaran logoterapi mengenai eksistensi manusia dan makna hidup sebagai berikut.
a.       Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna.
b.      Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang.
c.       Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk memilih, menentukan dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya.
d.      Hidup bermakna diperoleh dengan jalan merealisasikan tiga  nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (eksperiental values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).

Tujuan Logoterapi
Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
a.       memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;
b.      menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan;
c.       memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

Pandangan Logoterapi terhadap Manusia
a.       Menurut Frankl manusia merupakan kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan dan spiritual. Unitas bio-psiko-spiritual.
b.      Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawai dan kejiwaan. Perlu dipahami bahwa sebutan “spirituality” dalam logoterapi tidak mengandung konotasi keagamaan karena dimens ini dimiliki manusia tanpa memandang ras, ideology, agama dan keyakinannya. Oleh karena itulah Frankl menggunakan istilah noetic sebagai padanan darispirituality, supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.
c.       Dengan adanya dimensi noetic ini manusiamampu melakukan self-detachment, yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya serta mampu meninjau dan menilai dirinya sendiri.
d.      Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.

Logoterapi sebagai Teori Kepribadian
Kerangka pikir teori kepribadian model logoterapi dan dinamika kepribadiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam pandangan logoterapi kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akibat sampingan dari keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup bermakna (the will to meaning). Mereka yang berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna (meaningful life) dan ganjaran  (reward) dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan (happiness). Di lain pihak mereka yang tak berhasil memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan hidupnya tidak bermakna (meaningless). Selanjutnya akibat dari penghayatan hidup yang hampa dan tak bermakna yang berlarut-larut tidak teratasi dapat mengakibatkan gangguan neurosis (noogenik neurosis) mengembangkan karakter totaliter (totalitarianism) dan konformis (conformism).

SUMBER

Senin, 08 April 2013

Beautiful Surprise ^^

Ulang tahun saya tgl 7 april, ya pas hari kemarin.. umur saya kini 21 tahun..
dan sedihnya adik saya mengatakan bahwa dia lupa bahwa hari itu adalah hari ulang tahun saya, dia bilang "bukannya tgl 20 mba??"
hiks sedihnyaaa :'( jahat sekali kau,dak

dan ternyata itu semua hanya akal-akalan dia saja..
pagi tadi ketika saya terbangun dari tidur cantik (ceileeeeeh) ,kue dan boneka lucu berwarna hitam putih sudah ada di kamar tidur saya, diletakkan oleh Badak (nama panggilan saya untuk adik saya edo) di sudut kamar .. Lucunyaaaa, so sweet sekali adik saya yang satu ini.. yang lain kalah romantisnya. hahahaha

edo ridlo ({})

tengkyu.. love you, too :*






untuk dibagikan ke teman-teman kampus ^^

nyempil yooh, ini looh foto narsis si bontot aka meutia (kiri)

makasih banget yaaa badak yang ganteng :*
beruntunglah wanita yang mendapatkan adik saya yang satu ini .. hihihi


Kamis, 04 April 2013

What's in my mind?

gatau apa yang lagi dipikir, lebih tepatnya saya sedang mencari tahu apa yang saya pikirkan..
ga jelas memang, tapi itulah yang saya rasa sekarang.
akhir-akhir ini ga fokus, ga semangat, males, perasaan ga nyaman, kepikiran yang aneh-aneh..

Senin, 01 April 2013

TERAPI CLIENT CENTERED


   Adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang didasarkan pada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. Terapi juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau mengajukan serangkaian tindakan. Terapis lebih dikenal sebagai fasilitator.
  Klien harus memiliki beberapa persyaratan untuk mencapai pemahaman klien terhadap masalah yang dihadapi, diantaranya adalah empati, rapport, dan ikhlas. Empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapay mengungkapkan keadaan klien dan kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini kepada klien. Rapport adalah menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak dibalik topeng profesinya. Selain itu terdapat pula jaminan bahwa masalah yang diungkap klien dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali lagi berkonsultasi atau tidak sama sekali jika klien sudah dapat memehami permasalahannya sendiri.
 Menurut Rogers, pertanyaan “Siapa saya?” menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka bertanya “Bagaimana saya dapat menemukan diri nyata saya?” ”Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya inginkan?” “Bagaimana saya memahami apa yang ada dibalik dinding saya dan menjadi diri sendiri?”

Tokoh Person Center Therapy
    Rogers adalah pelopor didalam penyelidikan dibidang konseling dan psikoterapi. Pandangan Rogers tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita membentuk diri sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Teori Rogers bertumpu pada suatu asumsi bahwa klien bisa memahami faktor dalam hidup mereka yang menjadikan mereka tidak bahagia. Mereka juga memiliki kapasitas untuk mengarahkan dir mereka sendiri dan mengadakan perubahan pribadi yang konstruktif.

Tujuan Person Center Therapy
    Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.

Teknik dan Prosedur Terapi
  Dalam kerangka terpusat pada pribadi “tekniknya” adalah mendengarkan, menerima, menghormati, memahami dan berbagi. Pendekatan berpusat pada pribadi yang ada sekarang dipahami sebagai yang terutama untuk proses menolong klien bisa menemukan makna personal yang baru dan lebih memuaskan tentang dirinya sendiri dan dunia tempat ia tinggal.
3 ciri pribadi terapis
-Keselarasan atau kesejatian : terapis tampil nyata, terintegrasi, bersikap spontan, sanggup menyatakan kemarahan, kekecewaan, kesukaan, ketertarikan dll
-Perhatian positif tak bersyarat : perhatian yg mendalam & tulus, tidak dicampuri oleh evaluasi atau penilaian perasaan, pemikiran & tingkahlaku klien sbg baik atau buruk
-Pengertian empatik yang akurat : mengerti secara peka perasaan & pengalaman klien.

Kelebihan
   Terapi terpusat pada pribadi didasarkan pada falsafah sifat naluri manusia yang menegaskan adanya usaha untuk beraktualisasi diri. Selanjutnya pandangan Rogers tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita membentuk diri sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Kita dimotifikasi untuk mangaktualisasi diri kita sendiri dalam lingkup persepsi kita akan realitas.

Kekurangan
    Kerawanan dari pendekatan terpusat pada pribadi merupakan gejala dari para praktisi untuk bersikap sangat menunjang tanpa harus menantang. Karena kesalahpahaman mereka akan konsep dasar dari pendekatan itu, beberapa orang dari mereka telah membatasi lingkup response mereka terhadap refleksi dan mendengarkan secara empati.
   Salah satu keterbatasan dari pendekatan itu adalah cara beberapa orang praktisi menjadi “terpusat pada klien” dan kehilangan citra rasa kepribadian mereka sendiri serta keunikannya.



SUMBER: 
Findryawati.staff.gunadarma.ac.id

Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh:   
Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press

Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro. 1998. Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas Gunadarma

Suryabrata, Sumardi. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL


NAMA   : MAYA FITRIANA ANISA
NPM      : 19510405
KELAS  : 3PA05

Tokoh-tokoh dari humanistik eksistensial antara lain adalah Ludwig Binswanger, Medard Boss, Abraham Malow, Carl H. Rogers, Victor Frankl, Holo May, Bagental, Irvin Yalom, Yourard dan Arbuckle.
Terapi humanistik eksistensial lebih memusatkan perhatian pada pengalaman-pengalaman sadar dan juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa sekarang bukan pada masa lampau.
Pada dasarnya terapi eksistensial memiliki tujuan untuk meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
Dalam buku Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi oleh Gerald Corey pada tahun 1999, terapi eksistensial juga bertujuan membantu klien menghadapi kecemasan sehubungan dengan pemilihan nilai dan kesadaran bahwa dirinya bukan hanya sekedar korban kekuatan-kekuatan determinisik dari luar dirinya. Terapi eksistensial memiliki cirinya sendiri oleh karena pemahamannya bahwa tugas manusia adalah menciptakan eksistensinya yang bercirikan integritas dan makna.

Fungsi dan Peran Terapis
Tugas utama dari seorang terapis adalah berusaha memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya. Tugas terapis diantaranya adalah membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”. Peran terapis sebagai ”spesialis mata ketimbang pelukis”, yang bertugas memperluas dan memperlebar lapangan visual pasien.

Penerapan Teknik dan Prosedur Terapeutik
Pendekatan eksistensial pada dasarnya tidak memiliki perangkat teknis yang siap pakai seperti kebanyakan pendekatan lainya. Pendekatan ini bisa menggunakan beberapa teknik dan konsep psikoanalitik, juga bisa menggunakan teknik kognitif-behavioral. Metode yang berasal dari Gestalt dan analis Transaksional pun sering digunakan. Akan tetapi pada intinya, teknik dari pendekatan ini adalah penggunaan kemampuan dari pribadi terapis itu sendiri.
Pada saat terapis menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat itulah proses terapeutik berada pada saat yang terbaik. Penemuan kreatifitas diri terapis muncul dari ikatan saling percaya dan kerjasama yang bermakna dari klien dan terapis.
Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap. Dalam tahap pendahuluan, konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal pencitpaan masalah dalam kehidupan mereka.
Pada tahap prtengahan, klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari system mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
Tahap Terakhir berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya.



Bentuk Terapi Berdasarkan Jumlah Klien
• Client centered therapy (Rogers)
– Fokus pada klien dg asumsi bhw klien merupakan pakar yang terbaik
bagi dirinya sendiri untuk menyelesaikan masalahnya
– Terapis sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah.

Terapi ini disebut juga client centered therapy atau terapi nondirektif. Teknik ini awalnya dipakai Carl Rogers pada tahun 1942. Teknik ini dipakai secara lebih terbatas pada terapi mahasiwa dan orang-orang dewasa muda lain yang mengalami masalah-masalah penyesuaian diri yang sederhana.
Pendekatan humanistik Rogers terhadap terapi person centered therapy membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik.Rogers berpendapat bahw terapis tidak boleh memaksakan tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang dimilikinya kepada pasien.

• Group therapy
– Memberi kesempatan bagi klien untuk memecahkan masalahnya
dengan kehadiran orang lain untuk mengamati bagaimana reaksi
orang atas perilaku mereka
• Encounter group (kelompok pertemuan)
– Pemecahan masalah untuk mengkaji pengalaman antara para anggota
• Family therapy
– Mengatasi masalah2 keluarga

Kelebihan
•Efisien
•Efektif
•Didukung oleh teknis2 yang telah diuji secara empiris
•empiris
•Dapat digunakan secara luas

SUMBER:
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan-eksistensial/06511676

Minggu, 31 Maret 2013

TERAPI PSIKOANALISIS


NAMA : MAYA FITRIANA ANISA
NPM : 19510405
KELAS : 3PA05

Sebelum kita membahas tentang terapi psikoanalisis, terlebih dahulu kita harus mengetahui psikoterapi itu sendiri. Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakit jiwa dengan cara yang leibh psikologis dari pada fisiologis maupun biologis.Teknik dalam psikoterapi memiliki ciri yang sama, yaitu adanya komunikasi antara klien (penderita) dengan terapis. Klien didorong untuk dapat mengungkapkan rasa takut, emosi dan pengalamannya yang tidak menyenangkan secara bebas tanpa ada rasa takut dan malu dicemooh oleh terapisnya. Seorang terapis juga harus memiliki simpati dan empati, serta mencoba membantu klien mengembangkan cara efektif untuk menangani masalahnya.
Dasar dari terapi psikoanalisis adalah konsep dari Sigmund Freud dan beberapa pengikutnya. Tujuan dari psikoanalisis adalah menyadarkan individu dari konflk yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan (defense mechanism) yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan. Apabila motif dan rasa takut yang tidak disadari telah diketahui, maka hal-hal tersebut dapat diatasi dengan cara yang lebih rasional dan realistis.
Struktur kepribadian Freud ialah id, ego, super ego
• Id
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original didalam kepribadian. Id berisi hal yang dibawa sejak lahir (unsure-unsur biologis), termasuk insting. Id juga menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar kesenangan, seperti makan, minum.
• Ego
Adalah aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organism untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Orang yang lapar perlu makan untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam dirinya. Ini berarti bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan kenyataan tentang makanan.
• Super Ego
Merupakan aspek sosiologi, nilai-nilai norma-norma  tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya. Fungsinya menentukan apakah sesuatu benar atau salah.

Terapi psikoanalitik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “psikoanalitik”. Secara eksplisit, “terapi” dalam psikologi berarti perawatan masalah-masalah tingkah laku. Sedangkan “psikoanalitik” merujuk pada metode psikoterapi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud.
Dengan demikian, terapi psikoanalitik dapat dipahami sebagai perawatan yang dikembangkan oleh Freud, dengan memusatkan perhatian pada pengidentifikasian penyebab-penyebab tak sadar dari tingkah laku abnormal dengan menggunakan metode hipnotis, asosiasi bebas, analisis mimpi, transferensi, dan penafsiran.


Teknik-teknik dalam Psikoanalisis disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, serta untuk memahami makna dari beberapa gejala. kemajuan terapeutik diawali dari pembicaraan klien ke arah katarsis, pemahaman, hal-hal yang tidak disadari, sampai dengan tujuan pemahaman masalah-masalah intelektual dan emosional. 
Secara umum, ada sekitar lima metode yang digunakan Freud, yaitu hipnotis (pada masa awal), asosiasi bebas, analisis mimpi, transferensi, dan penafsiran.
a. Hipnotis
Awal kemunculan hipnotis diperkirakan sekitar tahun 1700-an, ketika itu, seorang dokter Wina bernama Franz Anton Mesmer memperlihatkan suatu teknik animal magnetism, tapi kemudian berubah menjadi hipnotisme karena penekanan dari teknik tersebut dialihkan untuk menimbulkan suatu keadaan kesadaran yang berubah melalui sugesti verbal.
Freud berpikir dan menyimpulkan bahwa apapun faktor psikologis yang menyebabkan histeria, faktor-faktor itu pasti terletak di luar area kesadaran. Dan pada saat itulah, Freud belajar dan menggunakan hipnotis untuk melihat alam tak sadar manusia.
Hipnotis adalah suatu prosedur yang menyebabkan sensasi, persepsi, pikiran, perasaan, atau tingkah laku berubah karena disugesti. Huffman, dkk. (1997) seperti ditulis Semiun (h. 555) mengidentifikasi individu yang dihipnotis, bahwa dia yang dihipnotis itu:
•  Perhatiannya dipersempit dan terfokus,
•  Menjadikannya sangat mudah menggunakan imajinasi dan pelbagai halusinasi,
•  Sikap individu itu menjadi pasif dan reseptif,
•  Tanggapan terhadap rasa sakit berkurang,
• Sangat mudah sekali disugesti, dengan kata lain, kesediannya untuk mengadakan respon terhadap perubahan-perubahan persepsi meningkat.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008), kita akan temukan bahwa hipnotis itu suatu perbuatan yang membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hipnosis, yaitu keadaan seperti tidur karena sugesti, yang dalam taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali. Dalam terapi psikoanalitik, hipnotis digunakan oleh Freud pada tahap awal kepraktikannya bersama seorang neurolog Prancis kenamaan Jean Charcot dan dokter asal Wina Josef Breuer saat menangani pasien yang mengidap histeria.

b. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas secara sederhana didefinisikan sebagai bicara bebas, yaitu sesuatu yang tidak lebih dari berbicara tentang apa yang terlintas dalam pikiran, beralih dari satu topik menuju topik lain dalam suatu urutan yang bergerak bebas serta tidak mengikuti agenda tertentu.
Dijelaskan kemudian, bahwa asosiasi bebas merupakan proses mengatakan apapun yang terlintas dalam pikiran secara bebas, berkaitan dengan mimpi, fantasi, atau konflik tanpa memberikan komentar apapun. Sedangkan Goble (1991: 137), menjelaskan asosiasi bebas sebagai suatu teknik di mana pasien, dalam keadaan rileks, biasanya berbaring di atas dipan, berbicara tentang apa saja yang melintas dalam pikirannya, tanpa terlalu banyak dipotong.

c. Analisis Mimpi
Mimpi, dipercaya Freud sebagai “jalan yang sangat baik menuju ketaksadaran”. Hal tersebut didasari kepercayaan Freud bahwa mimpi itu perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar. Dalam hal ini, mimpi mengandung muatan manifes atau manifest content dan content latent atau muatan laten. Yang disebut pertama merupakan materi mimpi yang dialami dan dilaporkan. Sedangkan yang disebut kemudian, ialah materi bawah sadar yang disimbolisasikan atau diwakili oleh mimpi.
Sebagai contoh, Tedi bermimpi terbang menaiki Garuda Indonesia. “Terbang” adalah muatan yang tampak atau muatan manifes dari mimpi. Freud percaya bahwa “terbang” merupakan simbol dari ereksi, jadi mungkin muatan laten dari mimpi merefleksikan isi bawah sadar yang berkaitan dengan ketakutan akan impotensi.
Analisis mimpi, sebenarnya lebih dapat dipahami sebagai suatu bentuk asosiasi bebas, tapi dalam konsep Freud, mimpi merupakan suatu bentuk kegiatan mental yang sangat terorganisasi sehingga patut diperhatikan secara khusus.

d. Transferensi
Dalam psikoanalitik Freud, transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketaksadaran pasien karena alat ini mendorong pasien untuk menghidupkan kembali pelbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya.

Transferensi pada tahap yang paling kritis berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada pasien. Efek lain yang mungkin, ada dua, yaitu positif dan negatif. Positif: saat pasien secara terbuka mentransferkan perasaan-perasaannya sehingga menyebabkan kelekatan, ketergantungan, bahkan cinta kepada terapis. Negatif: tatkala kebencian, ketidaksabaran, dan kadang-kadang perlawanan yang keras terhadap terapis. Dan ini dapat berefek fatal terhadap proses terapi.

e. Penafsiran
Penafsiran itu sendiri adalah penjelasan dari psikoanalis tentang makna dari asosiasi-asosiasi, pelbagai mimpi, dan transferensi dari pasien. Sederhananya, yaitu setiap pernyataan dari terapis yang menafsirkan masalah pasien dalam suatu cara yang baru. Penafsiran oleh analis harus memperhatikan waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang baik dan tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien.
Karena penafsiran merupakan masalah yang begitu kritis, analis harus benar-benar menyadari mekanisme-mekanisme dan pelbagai dorongan untuk mempertahankan dirinya sebab kalau tidak dia akan jatuh ke dalam perangkap penafsiran terhadap pelbagai perasaan dan pikiran dinamik pasien menurut sederet pengalaman dan masalah hidup analis sendiri. Inilah alasannya mengapa psikoanalis harus menjalani analisis diri pribadi


Fungsi dan Peranan Terapis
Salah satu fungsi sentral dari analisis adalah menolong si teranalisis untuk mendapatkan kebebasan untuk mencintai, bekerja dan bermain. 
Peran terapis yaitu: Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis : membangun hububungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan : terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien : mendengarkan kesenjangan-kesenjangan & pertentangan-pertentangan pada cerita klien.



Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis
Kelebihan
• Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat. • Dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
• Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Kekurangan
• Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
• Memakan banyak biaya bagi klien
• Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi jenuh
• Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi

SUMBER :
Naisaban, L. (2004). Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, Dan Karya. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Aminulah, Aabf Arwani. Terapi Psikoanalitik.http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2010/12/27/terapi-psikoanalitik-328149.html. diubduh pada 25 Maret 2013.

Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro. 1998. Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas Gunadarma 

Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia


Maya Fitriana Anisa

ƪ(♥ε♥)ʃ Papah ƪ(♥ε♥)ʃ Mamah ƪ(♥ε♥)ʃ Edho ƪ(♥ε♥)ʃ Mia ƪ(♥ε♥)ʃ Meutia ƪ(♥ε♥)ʃ Ichsanuddin Clan ƪ(♥ε♥)ʃ aunty Ika Ernitha ƪ(♥ε♥)ʃ Psychology ƪ(♥ε♥)ʃ Drawing ƪ(♥ε♥)ʃ Reading ƪ(♥ε♥)ʃ