NPM : 19510405
KELAS : 3 PA 05
Rational Emotive Therapy (RET) adalah pendekatan psikoterapi yang menyatakan bahwa keyakinan yang tidak realistis dan tidak rasional menyebabkan banyak masalah emosional.
RET adalah bentuk Cognitive Behavior Therapy (CBT). Fokus utama dari pendekatan terapi ini adalah untuk menunjukkan perubahan dalam berpikir yang akan menyebabkan perubahan dalam perilaku, sehingga mengurangi atau memperbaiki gejala. Terapi ini menekankan perubahan pola berpikir irasional yang menyebabkan penderitaan emosional ke dalam pikiran yang lebih masuk akal dan rasional. RET dapat digunakan untuk mengobati orang yang terkena dari gangguan seperti kecemasan, depresi dan stess.
Tidak ada tindakan pencegahan utama, kecuali bahwa orang-orang yang masuk dalam pengobatan harus bersedia untuk mengubah perilaku yang mempromosikan gejala.
Terapi emosi rasional dikembangkan oleh Albert Ellis di pertengahan 1950-an. Ellis mengusulkan bahwa orang menjadi bahagia dan mengembangkan kebiasaan diri sendiri karena kepercayaan realistis atau rusak. Dalam laporan penelitian dari Ellis pada tahun 1979 dan 1987 ia memperkenalkan model yang paling keyakinan irasional berasal dari tiga ide inti, masing-masing yang tidak realistis. Ketiga inti dan pandangan realistis meliputi:
1) Saya harus tampil baik untuk disetujui oleh orang lain yang dirasa penting
2) Anda harus memperlakukan saya dengan adil, jika tidak, maka itu adalah suatu hal yang mengerikan dan saya tidak akan mampu menanggungnya.
3) Keadaan yang ada harus dengan cara saya dan jika tidak saya tidak akan dapat bertahan di dunia yang mengerikan seperti ini.
Pikiran-pikiran yang tidak rasional dapat menyebabkan kesedihan dan penderitaan sia-sia. Sebagai terapi, RET bersikap aktif. Terapis RET berusaha mengubah keyakinan irasional, tantangan berpikir, dan mempromosikan rational self-talk, dan berbagai strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi ini mungkin termasuk: memperdebatkan keyakinan yang irasional (terapis menunjukkan betapa tidak rasionalnya agar klien percaya ia harus menjadi baik dalam segala hal untuk dianggap sebagai orang yang berharga), reframing (situasi yang dilihat dari sudut yang lebih positif ), pemecahan masalah, bermain peran, model, dan penggunaan humor. Klien juga mungkin akan diminta untuk menyelesaikan latihan-latihan tertentu di rumah, dan bibliotherapy (membaca tentang gangguan) juga dapat digunakan sebagai komponen RET.
Sebelum klien mulai RET, ia mungkin melalui suatu kajian dengan terapis. Penilaian ini disebut penilaian biopsikososial, terdiri dari wawancara terstruktur. Pertanyaan dan pengumpulan informasi selama penilaian ini biasanya mencakup bidang-bidang seperti sejarah masa lalu medis dan psikologis, keluarga dan sosial sejarah, jenis kelamin dan riwayat obat, pekerjaan dan sejarah pendidikan dan sejarah kriminal. Wawancara menyediakan informasi untuk diagnosis atau diagnosis tentatif yang memerlukan pengujian lebih lanjut atau konsultasi.
Hasil Terapi :
Normalnya; Orang yang menjalani RET akan mulai memahami pola berulang pikiran yang irasional dan gangguan yang disebabkan oleh beberapa gejala. Individu dalam terapi akan mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan masalah-masalah khusus nya, dan hasil yang biasa termasuk peningkatan harga diri dan pengembangan rasa bahwa peristiwa kehidupan perubahan dan bahwa hasil mungkin tidak selalu menguntungkan.
Abnormalnya; Tidak ada hasil abnormal, tetapi orang-orang yang tidak mau berubah dan mematuhi rekomendasi pengobatan mungkin tidak mendapatkan apapun perilaku baru yang menguntungkan.
Cara terapi :
Pasien harus membedakan antara keyakinan yang rasional dengan keyakinan yang tidak rasional. Terapis menentangnya apakah pasien akan meneruskan keinginannya untuk merusak dirinya, atau tidak. Terapis mendorongnya bahkan lebih kuat lagi yakni menginstruksikan agar melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan.
Langkah kedua menunjukkan kepada pasien bahwa pasien mempertahankan perilakunya yang terganggu karena pasien meneruskan cara berpikirnya yang tidak logis
Langkah ketiga bertujuan mengubah cara berpikir pasien dengan membuang cara berpikir yang tidak logis.
Langkah keempat ditujan terhadap aspek yang lebih jauh lagi, tidak hanya menghadapi proses berpikir yang tidak logis terhadap hal-hal yang khusus, melainkan terhadap hal-hal yang lebih luas yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
Peran dan kegiatan terapis:
1. Bawalah pasien sampai pada akar persoalannya yang menimbulkan pikiran tidak rasional dan yang menimulkan gangguan pada perilaku.
2. Doronglah pasien agar mengemukakan pikiran-pikirannya
3. Tunjukkan pada pasien dasar pemikirannya yang tidak logis
4. Pergunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan yang tidak rasional
5. Kemukakan kepada pasien bagaimana keyakinan ini tidak jalan dan bagaimana hal tersebut akan menimbulkan gangguan emosi maupun perilaku dikemudian hari
6. Pergunakan humor dan cara lain yang mungkin dirasakan aneh atau yang bukan seperlunya, untuk menghadapi cara berpikir pasien yang tidak rasional
7. Jelaskan bagaimana pikiran ini dapat diganti dengan pikiran lain yang lebih rasional dan yang lebih memiliki dasar empiric yang kuat
8. Ajarlah pasien bagaimana mempergunakan pendekatan ilmiah dan proses berikutnya, sehingga mereka dapat mengamati dan kemudian mengurangi cara berpikir yang tidak rasional dan logis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam dirinya dikemudian hari.
SUMBER :
Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press
Gunarsa, S. (2007). Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC
Coon, D. Essentials of Psychology. 7th ed. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar