Kata narsis kali pertama dikenalkan oleh psikolog terkemuka dunia,Sigmund Freud.Kata tersebut diambil Freud dari tokoh dalam mitos yunani,Narkissos (versi bahasa latin : Narcissus).Dialah orang yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di Kolam.
Untuk mereka yang merasa dirinya penting dan ingin dikenal orang lain karena kelebihannya,kata “narsis” adalah istilah yang tepat.Rupanya seiring dengan meledaknya aneka laman jejaring sosial,ada korelasi erat antara fenomena itu dan perilaku narsisme.Seperti diungkap seorang psikolog dari newyork university,Toronto,Kanada,Soraya Mehdizadeh,bagi mereka yang narsis,Facebook memang menawarkan gerbang untuk ratusan hubungan emosional.
Meskipun sikap narsis berakar dari kebutuhan dasar manusia dan sejumlah laman bisa memfasilitasi hal tersebut,psikolog Rose Mini meningatkan konsekuensinya.
Di matanya,dunia maya adalah dunia yang hampir tak memberikan privasi terhadap masyarakatnya.Alhasil,mereka yang kerap menggunakan situs-situs tersebut sebagai media eksistansi diri bisa kehilangan privasinya.”Makanya harus hati-hati,nanti malah mereka sendiri yang repot mengontrolnya,” ujar psikolog yang akrab disapa Bunda Romi ini.
Untuk yang hobi narsis di internet,ada pesan dari bunda Romi.”Jangan berlebihan” ujarnya.
Ini terutama saat menggunakan internet terutama untuk sarana komunikasi.Informasi pribadi,video maupun foto yang dibagi di dunia maya dikhawatirkan dapat dipakai pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk hal yang negatif.Semakin terbuka seseorang di dunia maya,akan semakin privasi yang tersisa dalam hidupnya.
(dr berbagai sumber;koran republika *maaf lupa tanggal terbitnya*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar