Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau malajudjusment.
Kesehatan Mental adalah keserasian yang sempurna/ Integrasi antar bermacam-macam fungsi jiwa disertai kemampuan menghadapi kegoncangan jiwa yang ringan yang biasa dihadapi oleh setaip individu dasamping secara positif dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan.
Ruang lingkup dan obyek studi kesehatan mental:
material : kajian yang bersifat umum (manusia dan gejala kejiwaan)
formal : kajian yang bersifat spesifik dari suatu disiplin ilmu.(gejala-gejala jiwa yang terganggu dan gejala sakit jiwa)
Fungsi kesehatan mental :
1) Individu dapat memahami dan menerima dirinya secara positif.
2) Dapat menerima dan memehami orang lain secara positif.
3) Membantu orang lain menerima dan memehami dirinya secara positif.
Tujuan kesehatan mental;
1. Agar individu dapat melaksanakan tugas-tugas hidup dengan baik dan wajar.
2. Agar dapat menyelesaikan problem hidup sehari-hari baik ringan maupun berat.
3. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, hubungan serasi dengan orang lain.
Pendekatan dalam kesehatan Mental:
a) pendekatan terapi/ penyembuhan,perawatan, mengobati.
b) Pendakatan preventive/ pencegahan ; menghindarkan dari gangguan dan sakit mental.
c) Pendekatan konstruktif/pembinaan. Meningkatkan kwalitas kesejahteraan.
Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan. kesehatan mental meliputi upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.
Kesehatan mental membahas tentang hal-hal baik hingga yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.
Faktor-faktor kesehatan mental :
1. Faktor dorongan/motivasi
- motivasi naluriah; naluri keibuan, ingin tau, mencari kehidupan, minta tolong, berkuasa.
- motivasi umum; sugesti,simpati,imitasi,empati.
2. kebutuhan-kebutuhan jiwa
- rasa aman
- kasih saying
- penghargaan
- keberhasilan
- pengawasan
- kebebasan
3. kebutuhan dasar/primer: sandang, panngan, papan, pendidikan, kesehatan.
Gejala –gejala kesehatan Mental:
- Gejala fisik : sulit tidur, sesak napas, jantung berdebar, nyeri dada, pingsan.
- Tingkah laku; kekerasan fisik, penyimpangan tingkah laku, reaktif.
- Mental; gangguan konsentrasi, sulit tidur, mudah tersinggung, pelupa.
- Emosi; pemarah, mudah tersinggung, kekerasan emosi.
Reaksi jiwa dalam menghadapi masalah:
a. Denial: menolak problem yang menimpa dirinya
b. Anger: marah
c. Bergainning: tawar-menawar, kenapa terjadi pada saya.
d. Depresi: kegoncangan jiwa
e. Acception: tidak bisa menerima→sakit jiwa
Perbuatan mental yang tidak disadari:
1. Represi: menekan dirinya dengan sengaja tetapi tidak disadari untuk melupakan hal2 yang menyakitkan.
- Primer: mengingkari kenyataan yang menimbulkan penderitaan apabila ia mengingatnya.
- Sekunder: menghindari sesuatu yang akan mengingatkannya pada masa buruknya.
2. Regresi: kemunduran orang dewasa yang seperto anak2.
3. Proyeksi: menimpakan kesalahannya pada orang lain.
4. Transferensi: mengalihkan perbuatannya kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan masalah itu.
5. Identifikasi: menerapkan sifat buruknya pada orang lain, sedangkan sifat baik orang lain diklaim menjadi sifatnya sendiri.
6. Rasionalisasi: mencoba membuat dalih untuk memenuhi kesalahannya sehingga seakan-akan menjadi rasional.
7. Kompensasi: terhalangnya orang untuk mencapai sesuatu / hambatan dialihkan kepada sesuatu yang lain.
8. Pembelaan: orang tidak sadar membela diri karena tidak dapat menyelesaikan tugas2nya dengan baik / mengubah kenyataan.
9. Disasosiasi: tidak ada koordinasi antara pikiran, perasaan, dan perilaku
10. Subtitusi: perbuatan mental dimana individu yang gagal dalam satu hal mencari pelampiasan kepada hal yang lain.
Gejala-gejala gangguan jiwa yang bersifat paksaan:
1. Psychosthania:
a) Pobia: takut yang berlebihan.
b) Obsesi: adalah orang yang terbelenggu dengan berbagai macam pikiran buruk.
c) Kompulsi: orang terpaksa melakukan sesuatu sehingga merasa gelisah dan cemas apabila tidak melakukannya.
I. Repetitive: paksaan mengulangi pekerjaan.
II. Serial: paksaan mengikuti urutan2 tertentu.
III. Orderlinese: paksaan atas aturan2 tertentu
IV. Magic : membaca mantra, percaya hal-hal ghaib.
V. Anti social: penyimpangan social (kleptomania, fetitishism/mengumpulkan barang lawan jenis, abnormal seks)
2. Kepribadian psychopathi: kepribadian antisosial
- agresif egois
- asosial : kelompok fanatic & paranoid.
- Orang yang suka mengganggu orang lain
- Penjahat2 sadis
- Psikopat suka marah.
- Psikopat yang depresi
- Orang yang rendah moralnya
- Berdusta.
3. Kelainan seksual:
a) gagal dalam menyesuaikan diri dengan kecenderungan seks yang betul dengan jenis lain
b) terhambatnya pertumbuhan yang wajar untuk berpindah dari satu tahap ke tahap yang lain.
Jenis2 kelaian seksual:
- narsizm: orang sangat bangga terhadap diri sendiri.
- Oedipus compleks: mencintai orang lain secara berlebihan dan diasosiasikan seperti orang tuanya.
- Cinta terhadap sejenis
- Cinta yang tidak wajar terhadap lawan jenis
- Objek yang dicintai tidak wajar
- Ungkapan seks yang tidak wajar
- Kelainan kehidupan keluarga
- Kontradiksi seksual.
Fenomena gangguan & penyakit jiwa; dipengaruhi factor:
- Unmeaning lessnes: ketidak bermaknaan hidup
- Kesenjangan antar individu dan perubahan yang dramatis bidang ekonomi polotik social
- Bangsa klien: bangsa yang bergantung pada bangsa lain. Sifatnya:
A. Inferiority kompleks: rasa rendah diri dengan tidak mempunyai rasa bangga jika tidak mongkonsumsi barang impor
B. Selebriti sindrom: hidup gampang-gampangan, tanpa cita-cita
C. Mistifikasi: segala sesuatu dianggap misteri
D. Xenomania: orang terlalu diperbudak hal-hal yang berbau asing.
Bentuk2 gangguan mental dari prespektif psikosial religius: (1) keras kepala, (2) optimisme, (3) pesimisme, (4) dusta, (5) munafik, (6) gossip, (7) mencari kesalahan orang, (8) dengki, (9) sombong, (10) Dholim, (11) permusuhan dan kebencian, (12) pemarah, (13) ingkar janji, (14) hianat, (15) kikir, (16) serakah, (17) berbantah.
sumber 1
sumber 2
sumber 3
MAYA FITRIANA ANISA
19510405
2PA05